Selasa, 03 Januari 2012

Angkot 1



 Pagi tadi berangkat kerja masih seperti biasa naik angkot. Rute yang sama, macet yang sama, bahkan supir dan penumpang pun sama seperti kemarin. Maklum, karena angkutan umum ini memang tidak melalui jalan utama, tapi lewat jalan kampung, jadi penumpangnya ya dia lagi-dia lagi, aku lagi-aku lagi, hehe..

Waktu naik angkot, di dalam sudah ada tiga orang siswi SMP. Bisa ku kenali dari seragam yang mereka kenakan, putih-biru dan kerudung putih yang menutupi kepala mereka. Aku lemparkan senyum pada anak yang duduk di samping pintu, dia balas senyumku. Lalu aku duduk di kursi paling pojok, ada dua alasan mengapa mengambil posisi ini. Pertama ini posisi yang lumayan nyaman karena aku akan turun di pemberhentian terakhir rute angkot itu jadi daripada harus menghalangi lalu-lalang penumpang lain lebih baik ambil posisi pas, pojok. Kedua, kesempatan ini bisa kugunakan untuk menambah hafalan atau sekedar muraja’ah, dan bisa juga sekedar pejamkan mata jika sudah lelah,...

Senang rasanya jika seangkot dengan anak-anak sekolah ini, karena biasanya mereka duduk sambil memegang Al-Qur’an ditangan, sekali–kali mereka membukanya sedikit lalu menutupnya lagi sambil mulut mereka terlihat komat-kamit, sepertinya sedang menghafal. Pemandangan yang indah kan? Mereka adalah masa depan bagi kita kelak, melalui mereka maka estafet dakwah bisa berlanjut. 

Seperti halnya kita dahulu saat belum memahami apa-apa, maka orang-orang disekitar kita yang membentuk kita. Begitu pula dengan mereka, maka kita lah yang membentuk mereka, mengarahkan mereka. apa jadinya jika estafet itu terhenti? Memang Alloh yang menjaga Islam tetap tegak di bumi ini, tetapi tidakkah ingin kita turut serta menjadi bagian dari tegaknya bangunan Islam di bumi ini, meski hanya sebagai sebutir pasir dalam bangunan tembok..

So,, mari Lanjutkan! Dimana pun, kapan pun,, 'amar ma'ruf nahi munkar..

Pengikut