Selasa, 10 November 2009

Tetangga

Tak terbayangkan jika hidup dijalani sendiri. Manusia adalah makhluk sosial, yang berarti tidak dapat hidup sendiri. Setiap seseorang pasti punya andil baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan orang lain, baik itu saling mengenal maupun tidak. Misalkan saja, kita yang tidak bisa membuat baju, pasti butuh penjahit, penjahit pasti butuh kain/bahan untuk membuat baju, dan baju di olah dari pabrik pengolahan bahan yang berasal dari jalinan2 benang. Rantai kehidupan itu pasti akan saling terhubung satu sama lain. Secara otomatis, akan menimbulkan rasa saling ketergantungan diantara makhluk hidup di dunia ini. Makanya, sulit diterima akal sehat jika ada orang yang mengatakan bahwa ia tidak butuh orang lain, bahwa ia mampu menjalani kehidupan tanpa bantuan orang lain. Setuju tidak????
Sudah jadi rahasia umum jika perilaku kehidupan di perkotaan bersifat individualis. Setiap orang seakan hanya hidup sendiri. Bahkan tak aneh jika ada sebuah keluarga yang sudah tahunan menghuni sebuah rumah atau apartemen tidak saling mengenal dengan tetangga sebelahnya.
Padahal, Rasulullah SAW telah bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya berkata baik atau diam, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” (Shahih dikeluarkan oleh Al Bukhari di dalam [Al Adab/6018/Fath], Muslim di dalam [Al Iman/37/Abdul Baqi]).
Mungkin jika memang kesibukan kita luarrrr biasa, sehingga tidak sempat sama sekali punya waktu senggang di rumah, minimal berusahalah untuk sekedar tersenym dan say hello jika berpapasan di depan rumah. Paling tidak hal itu akan menimbulkan ikatan silaturahim yang lebih erat. Jadi kita pakai istilahnya aa' Gym yaitu "senyum, sapa, salam".....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut