Kamis, 10 Desember 2009

Ratap ku...

Hadap ku dalam tunduk wajah pada Mu
Harap ku dalam sujud pasrah pada Mu

Singkirkan ke"aku"an yang melekat dalam jiwa
Lepaskan segala takjub diri pada diri
Tanggalkan pakaian dunia
Kenakan pakaian syurgawi

Sungguh cermin hati ini dipenuhi debu-debu dosa
Tak bisa mata ini memandang segala kehinaan diri...

Kepada Mu Yang Maha Pengasih
Kepada Mu Yang Maha Pengampun
Kepada Mu Yang Maha Penerima Taubat
Hamba simpuhkan kedua kaki ini, tertunduklah wajah, mengalirlah telaga bening
Memohon dengan sangat ampunan Mu
Karena ketakutan yang amat sangat akan siksa Mu
Di hari Pembalasan itu...

Kepada Mu Yang Maha Mengetahui segala yang tampak maupun tersembunyi
Kepada Mu Yang Maha Dekat, melebihi urat nadi di leher ini
Hadirkanlah segala rasa di hati ini hanya karena Mu
Cinta karena Mu
Rindu karena Mu
Benci karena Mu
Marah karena Mu
Segalanya hanya karena Mu...

Kepada Mu Yang Maha Pemberi Petunjuk
Kepada Mu Yang Maha Membolak-balikan Hati
Janganlah Kau tanamkan kedengkian di hati ini terhadap orang-orang
yang beriman...

Sungguh tak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Mu...

Aamiin....


Masih dalam gerimis,

Kamis, 19 November 2009

Akal

Namanya manusia, diberi akal yang membedakannya dengan makhluk lain di dunia ini. Jika digunakan dengan benar maka " lurus"lah jalannya, dan semakin bertambah derajatnya.
Tapi jika ia menyimpang, maka derajatnya akan lebih rendah dari binatang ternak sekalipun. Akal, banyak yang mengaitkannya (menyamakannya) dengan logika, bahkan ada anggapan "sesuatu yang tidak logis tidak dapt diterima oleh akal sehat". Apa iya seperti itu? Seharusnya logika itu sejalan dengan ketentraman hati. Karena manusia itu bersifat fana, maka ada satu titik dimana ia sulit memahami atau mencerna sesuatu. Pada saat itulah seharusnya disadari bahwa ada Dzat Yang Maha Tahu atas semua yang terjadi, Dzat Yang Maha Kekal, Dzat Yang Maha Mencipta...
Ada saat dimana sesuatu terjadi diluar nalar kita, dan sepatutnya hal itu dikembalikan pada Dzat Yang Maha Berkuasa. Bukan malah mencari-cari alasan atau jawaban untuk membuat diri "diakui"kehebatannya (padahal tak tahu maksudnya).

Hidup adalah pilihan....

Kamis, 12 November 2009

Rindu..

Pendamkan sejenak asa yang terjalin
Rajut perlahan benang-benang itu

Betapapun hati ini begitu rindu untuk bertemu,
kaki ini ingin melangkah mendekatinya
tangan ini ingin sekali menyentuhnya

Bila saatnya tiba..
Kau izinkan aku menjumpainya
biarkan mata ini alirkan telaga beningnya
biarkan lidah ini bertasbih memujiMu
biarkan tangan ini lembut menyentuhnya
dan biarkan bibir ini syahdu menciumnya

izinkan aku Ya Robb...
langkahkan kaki ini dalam pasir-pasir suci itu
lantangkan salam kedatanganku..

Labbaik Allahumma Labbaik
Labbaik laasyarika laka labbaik
Innal hamda wa ni'mata
laka walmulk laa syarikalak....


"dalam keheningan dan kerinduan sangat.."

Selasa, 10 November 2009

Tetangga

Tak terbayangkan jika hidup dijalani sendiri. Manusia adalah makhluk sosial, yang berarti tidak dapat hidup sendiri. Setiap seseorang pasti punya andil baik secara langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan orang lain, baik itu saling mengenal maupun tidak. Misalkan saja, kita yang tidak bisa membuat baju, pasti butuh penjahit, penjahit pasti butuh kain/bahan untuk membuat baju, dan baju di olah dari pabrik pengolahan bahan yang berasal dari jalinan2 benang. Rantai kehidupan itu pasti akan saling terhubung satu sama lain. Secara otomatis, akan menimbulkan rasa saling ketergantungan diantara makhluk hidup di dunia ini. Makanya, sulit diterima akal sehat jika ada orang yang mengatakan bahwa ia tidak butuh orang lain, bahwa ia mampu menjalani kehidupan tanpa bantuan orang lain. Setuju tidak????
Sudah jadi rahasia umum jika perilaku kehidupan di perkotaan bersifat individualis. Setiap orang seakan hanya hidup sendiri. Bahkan tak aneh jika ada sebuah keluarga yang sudah tahunan menghuni sebuah rumah atau apartemen tidak saling mengenal dengan tetangga sebelahnya.
Padahal, Rasulullah SAW telah bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya berkata baik atau diam, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tetangganya, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaknya memuliakan tamunya.” (Shahih dikeluarkan oleh Al Bukhari di dalam [Al Adab/6018/Fath], Muslim di dalam [Al Iman/37/Abdul Baqi]).
Mungkin jika memang kesibukan kita luarrrr biasa, sehingga tidak sempat sama sekali punya waktu senggang di rumah, minimal berusahalah untuk sekedar tersenym dan say hello jika berpapasan di depan rumah. Paling tidak hal itu akan menimbulkan ikatan silaturahim yang lebih erat. Jadi kita pakai istilahnya aa' Gym yaitu "senyum, sapa, salam".....

Kamis, 22 Oktober 2009

Annisa



Celoteh riangnya selalu memberikan senyum dan tawa bagiku. Tangisnya yang pecah seketika dengan cucuran air mata yang deras, selalu membuatku ingin mendekapnya dengan erat.
Ah...annisa... bermacam2 tingkahmu selalu membuatku gemas bukan main!!!
Saat ia terlelap dalam tidurnya, kuamati wajah suci itu. Tak nampak sedikitpun rasa lelah diwajahnya, padahal seharian ia lari kesana kemari dengan teman2nya. Indah sekali duniamu... Semoga Allah Sang Maha Pelindung selalu melindungi setiap langkahmu hingga nanti kau dewasa...

Rabu, 21 Oktober 2009

Nasheed ALWAKILU

Sendiri kutelan air mata lara
lelah kuayun jiwa di bumi ini
meronta ku karena teriris luka
rintihku mengalun tak bersuara

Sebenarnya rinduku tak tertahankan
meraja wajah-Mu hinggap di luas rasa
tertata kata-kata yang ku katakan
pada Sang Pencipta kata-kata...

Allah tuhan hamba tolonglah hamba
perih tak tertahan apapun jua
jika sudi Kau sentuh hati
lelah kucari jalan surgawi

Allah tuhan hamba tolonglah hamba
haus rinduku ingin bertemu
dimana lelah berubah khilaf
saat maut ku Kau jamah....


*saat kerinduan melimpah ruah pada-Mu....

Pengikut